Jumat, 02 Mei 2014

RISA ORIBE (LiSa)


Profil:


Nama : Risa Oribe
Nama Panggung : LiSa (Love is Same All)
Tempat, tanggal lahir: 24 Juni 1987, Gifu, Jepang
Jenis Musik : Pop
Pekerjaan : Penyanyi, Penulis lagu
Label : Key Sounds Label (2010), Aniplex(Sony Music Artists (2011-present)
Group :  CHUCKY (2005-2008), Love is Same All (2009-sampai sekarang), Girls Dead Monster (2010)
Golongan Darah : B

LiSA adalah penyanyi pop-rock asal jepang, yg menandatangani kontrak dengan Sony Music Entertainment. Dia dikenal dengan karyanya sebagai vokalis dari generasi kedua dari Girls Dead Monster, yang mendapatkan popularitas melalui anime Angel Beats!.
Pada tahun 2011, dia membuat debut solo dengan mini album Letters to U. LISA juga merupakan vokalis dari band rock Love is Same All (LiSA), yang kemudian menjadi nama pangungnya.

Album
  • [2012.02.22] LOVER"S"MiLE
  • 優しさに辿りつくまで (Yasashisa ni Tadoritsuku Made)
  • Oath Sign
  • Now and Future
  • EGOiSTiC SHOOTER
  • WiLD CANDY
  • 花とミツバチ (Hana to Mitsubachi)
  • ROCK-mode
  • 笑ってほしくて (Waratte Hoshikute)
  • アンフィル (Unfill)
  • ジェットロケット (Jet Rocket)
  • 終わりのない歌 (Owari no Nai Uta)
  • Oath Sign (Acoustic ver.)
Mini-Albums
  • [2011.04.20] Letters to U
  • 1 Believe in myself
    2 Mirai Kaze (???; Tomorrow Wind)
    3 Eien (8`; Eternity)
    4 Escape Game (???????)
    5 Kakuseiya (??K; Awakening Room)
    6 Mousou Controller (????????; Delusion Controller)
    7 Mushoku Toumei (!r; Colorless and Transparent) 
Singles
  • [2011.11.23] oath sign
  • 1 oath sign
    2 confidence driver
    3 HANDS & SMiLE
    4 oath sign (Instrumental) 
  • Dalam single ini juga ada anime vertion namun yang paling saya suka pada albumnya yang Crossing Field, karena menjadi sountrack anime yang cukup populer yaitu kalo kalian paham lagunya pasti familliar dengan SAO ( Sword Art Online ), berikut daftar lagunya:
  • [2012.08.08] crossing field
  • crossing field
    Itsuka no Tegami (DdKnK)
    KiSS me PARADOX
    crossing field -Instrumental
  • Seperti yang saya bilang sebelumnya disini juga ada Anime Vertionya,dimana Crossing Field menjadi single credit opening
  • crossing field
    Itsuka no Tegami (DdKnK)
    Kawaranai Ao ( ??jDR)
    crossing field -TV ver.- 
  • Yang terakhir ini adalah album Best day, Best way yang dimana lagu Best day, Best way adalah lagu favorite saya meskipun suka semuanya tapi saya paling suka dengan lagu ini apa lagi kemarin dituliskan dalam Novel Kokoro No Tomo ( I heart TOKYO )mungkin dari teman teman sudah membacanya??
  • [2013.04.03]
  • 1. best day,best way
    2. I'm a Rock star
    3. シロイトイ




Jumat, 07 Maret 2014

Macam - Macam masakan ikan nila

Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika, tepatnya Afrika bagian timur, pada tahun 1969, dan kini menjadiikan peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia sekaligus hama di setiap sungai dan danau Indonesia. Nama ilmiahnya adalahOreochromis niloticus, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia.


Gambar1. Ikan Nila

Nilai Gizi Ikan Nila
Ikan nila dan mujair merupakan sumber protein hewani murah bagi konsumsi manusia. Karena budidayanya mudah, harga jualnya juga rendah. Budidaya dilakukan di kolam-kolam atau tangki pembesaran. Pada budidaya intensif, nila dan mujair tidak dianjurkan dicampur dengan ikan lain karena memiliki perilaku agresif.
Nilai kurang bagi ikan ini sebagai bahan konsumsi adalah kandungan asam lemak omega-6 yang tinggi sementara asam lemak omega-3 yang rendah. Komposisi ini kurang baik bagi mereka yang memiliki penyakit yang berkait dengan peredaran darah

Masakan Ikan Nila
Resep Masakan Asam Manis Ikan Nila

Gambar2. Nila asam manis

  • Ikan nila 1 ekor
  • putih telor 1 buah
  • bawang bombay 1 siung
  • bawang putih 2 siung
  • cabe 3 buah
  • nanas secukupnya
  • wortel 1 buah
  • jeruk nipis 1 buah
  • garam secukupnya
  • merica sedikit
  • gula secukupnya
  • minyak goreng secukupnya
  • Daun bawang
Cara Membuat Asam Manis Ikan Nila :

  1. Ikan nila dagingnya difillet dan dipotong-potong dadu
  2. rendam ikan dengan jeruk nipis selama 15 menit, sampai amisnya hilang
  3. masuknya daging ikan tersebut kedalam kocokan putih telur yang sudah diberi garam
  4. setelah itu masukkan ke tepung dan digoreng sampai garing

Untuk saus Asam Manis Ikan Nila :

  1. Masukkan minyak goreng sedikit… tumis bawang bombay,bawang putih dan cabe sampai harum
  2. masukkan merica sedikit, garam, gula… setelah itu masukkan wortel yang telah dipotong2 panjang, masukkan air
  3. biarkan sampai masak sebentar terkhir masukkan nanas yang telah dipotong dadu dan matikan apinya
  4. tuang saus diatas ikan yang sudah digoreng tadi… Sajikan

 Semur Ikan Nila Pedas 

Gambar3. Semur Nila Pedas

Bahan Resep Cara Membuat Semur Ikan Nila Pedas :
  • 1 kg ikan nila, sayat-sayat
  • 4 mata asam jawa, seduh air panas
  • 1 sendok teh garam
  • 1,5 liter air
  • Minyak secukupnya, untuk menggoreng dan menumis

Bumbu Resep Cara Membuat Semur Ikan Nila Pedas :
  • 2 batang serai, memarkan
  • 8 butir bawang merah
  • 6 siung bawang putih
  • 1/2 sendok teh merica
  • 1/2 sendok teh ketumbar
  • 2 cm kunyit
  • 2 cm jahe

Bumbu Pelengkap Resep Cara Membuat Semur Ikan Nila Pedas:
  • 2 batang serai, memarkan
  • 2 embar daun salam
  • 4 cm lengkuas, memarkan
  • 10 buah cabai rawit merah
  • 3 sendok makan kecap manis
  • 1 1/2 sendok teh garam
  • 1 sendok teh gula putih

Proses Pembuatan Resep Cara Membuat Semur Ikan Nila Pedas :
  • Lumuri ikan nila dengan asam jawa dan garam. Biarkan selama 20 menit. Goreng setengah matang. Angkat, tiriskan.
  • Tumis bumbu yang dihaluskan bersama serai, daun salam, dan lengkuas hingga harum. Tambahkan air, aduk hingga mendidih.
  • Masukkan ikan nila goreng, cabai rawit, kecap, garam, dan gula putih. Masak hingga bumbu meresep dan kuah mengental.

Album



Tangga menuju objek wisata candi boko





Sunset di RedIsland ( Pulau merah ) Banyuwangi

Manga,


Selasa, 04 Desember 2012

MENELAAH SOAL URAIAN

  • Kesesuaian tes uraian dengan kisi kisi
  • soal tes uraian terbatas
  • menggunakan kallimat tanya atau perintah yang menuntut jawaban uraian
  • soal dikembangkan dari suatu kasus
  • menggunakan kata kata spt; jelaskan, bandingkan, simpulkan, analisislah dsb
  • rumusan pertanyaan dirumuskan secara jelas
  • tidak menggunakan pertanyaan pilihan
  • telah dibuat pedoman penskoranya (scoring)

Rabu, 26 September 2012

Besaran Ruang


Besaran ruang  adalah luasan ruang (space) yang dibutuhkan oleh suatu jenis aktifitas, sehingga pelaku aktifitas dapat beraktifitas dengan nyaman.

·      Standar Kompetensi / Kompetensi
Adalah suatu uraian fungsi dan tugas atau pekerjaan yang mendukung tercapainya kialifikasi.
·      Kompetensi Dasar / Sub Kompetensi
Merupakan sejumlah tugas atau kemampuan untuk mendukung ketercapaian  standar kompetensi dan merupakan aktifitas yang  dapat diamati.
·      Indikator
Pertanyaan yang mengidifikasikan tercapaian kompetensi dasar atau sub kompetensi yang dipersyaratkan dapat diukur dan dirumuskan dalam kata kerja operasional .

Bloom  :
1.      Hafalan
2.      Pemahaman
3.      Aplikasi
4.      Analisis
5.      Sintesis
6.      Evaluasi
Metode diatas bisanya digunakan dalam ranah kognitif

Selasa, 25 September 2012

Untitled

Little Dreamers Early Childhood Center logo

11.39
haduhh ko bosen ya', lama lama gj ni nunggu dosen masih lama juga ni masuknya.. ada orang aneh yang memandang dengan aneh juga ahahaha, hmmmmmm btw kok uda laper lagi ya. Kenapa sih orang orang ini dari tadi kok masih disini, bukan apa apa cuma ngerasa aneh aja ma orang orang ini meski g tau apa yang membuat orangorang ini aneh ahahaha. lohh lohh kok jadi panas ya mrinding iya juga ahahhaa.

12.30
g terasa uda mau jam satu aja nih, belum sholat lagi bentar lagi juga ada kuliah lagi aahh males nii rasanya, seandainya ada bidadari dalam kelas pasti asik ya kul nyaa, ehh kokk ada bidadari lewat ni barusan, tapi kok cuma lihatin aja??? eehh kelihatan lagi bidadarinya 

Rabu 26 Sep 12
12.30
lagi kuliah Perencanaan Biaya nii, lihat sekeliling ada yg nguapp, main hape, maiin lepi, ada yang lagi blogging..sementara dosen lagi sibuk menerangkan, tapi muka anak anak pada ngantuk semua tuhh hehehehe

Evaluasi Pembelajaran


Tujuan dan Fungsi Penilaian Hasil Belajar
1. Tujuan Penilaian Hasil Belajar
a. Tujuan Umum :
1) menilai pencapaian kompetensi peserta didik;
2) memperbaiki proses pembelajaran;
3) sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar siswa.
b. Tujuan Khusus :
1) mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa;
2) mendiagnosis kesulitan belajar;
3) memberikan umpan balik/perbaikan proses belajarmengajar;
4) penentuan kenaikan kelas;
5) memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan memahami diri
dan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan.

Fungsi Penilaian Hasil Belajar
Fungsi penilaian hasil belajar sebagai berikut.
a. Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas.
b. Umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar.
c. Meningkatkan motivasi belajar siswa.
d. Evaluasi diri terhadap kinerja siswa.



A.    Hakikat dan Fungsi Penilaian

Penilaian berurusan dengan data kuantitatif dan kualitatif, sedang pengukuran yang hanya bagian penilaian itu selalu berhubungan dengan data kuantitatif. Penilaian memerlukan data kuantitatif dari pengukuran. Sebaliknya, pengukuran juga sangat terikat pada penilaian khusus yang berkaitan dengan masalah tujuan dan kriteria yang dipergunakan.

Penilaian adalah proses memperoleh dan mempergunakan infomasi untuk membuat pertimbangan yang dipergunakan sebagai dasar pengambilan informasi. Dengan demikian, terdapat tiga komponen penting penilaian, yaitu informasi, pertimbangan, dan keputusan.

Langkah-langkah penilaian menurut Buchori (1972) adalah per siapan (berisi penetapan tujuan, aspek yang dinilai, metode, penyusunan alat, penetapan kriteria, dan frekuensi penilaian), pengumpulan data, pengolahan data hasil penilaian, penafsiran, dan penggunaan hasil.

Langkah-langkah penilaian menurut Ten Brink (1974) terdiri dari tahap persiapan yang berupa pemerincian pertimbangan dan keputusan yang akan dibuat, informasi yang diperlukan dan pe manfaatan yang ada, penentuan waktu dan cara, dan penyusunan alat, tahap pengumpulan data yang diteruskan analisis terhadapnya, dan tahap penilaian yang berupa pembuatan pertimbangan dan keputusan, dan diteruskan dengan pembuatan laporan hasil penilaian.

Tujuan dan fungsi penilaian antara lain adalah untuk mengeta hui kadar pencapaian tujuan, memberikan sifat objektivitas penga matan tingkah-laku hasil belajar siswa, mengetahui kemampuan siswa dalam hal-hal tertentu, menentukan layak tidaknya seorang siswa dinyatakan naik kelas atau lulus, dan untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan belajar mengajar yang dilakukan.

Pengukuran dilakukan hanya dengan mengambil sample tentang suatu hal yang akan diketahui karena tak mungkin mengukur se mua kemampuan siswa, dan siswa sendiri tak mungkin menunjuk kan semua kemampuannya.



B.     Tujuan Pembelajaran dan Penilaian

Tujuan memberi arah dan pegangan yang jelas, memaksa kita untuk berpijak pada kenyataan dan berpikir secara konkret. Tu juan bagi guru akan membantu untuk memilih bahan, metode, teknik, dan alat evaluasi, sedang bagi murid, la dapat dimanfaat kan sebagai pengorganisator dan kerangka kerja untuk mem peroleh ilmu.

Tujuan pembelajaran dan keluaran hasil belajar adalah dua hal yang erat berkaitan. Tujuan menyarankan bentuk-bentuk tertentu ke luaran belajar, sebaliknya, tingkah laku keluaran belajar merupa kan realisasi pencapaian tujuan.

Keluaran belajar oleh Gagne dibedakan dalam bentuk keteram pilan intelektual (yang berisi kemampuan membedakan, konsep, aturan, dan aturan tingkat tinggi), strategi kognitif, informasi ver bal, keterampilan motor, dan sikap. Pembagian Bloom yang terkenal dengan sebutan taksonomi Bloom yang terdiri dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor banyak diikuti orang, termasuk kurikulum di Indonesia .

Proses identifikasi tujuan khusus merupakan proses analisis dan identifikasi keluaran belajar. Tujuan khusus (behavioral objec tives) menyaran pada tingkah laku keluaran belajar yang ope rasional, artinya mudah diamati diukur dengan alat penilaian.

Tiap tujuan khusus harus mengandung unsur sasaran, tingkah laku yang diharapkan, kondisi sewaktu dinilai, dan kriteria keberhasil an. Tidak seperti halnya tujuan umum, tujuan khusus mempunyai cakupan bahan yang terbatas.

Penyusunan alat penilaian harus mendasarkan diri pada tujuan agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Alat penilaian di katakan memenuhi kriteria kelayakan jika dapat mengukur ke luaran belajar yang konsisten dengan tujuan. Tujuan akan menen tukan tingkah laku guru dan murid dan bentuk keluaran belajar yang terukur.

Bahan pembelajaran merupakan pengantara tujuan dan alat penilai an, merupakan sarana tercapainya tujuan dan sumber penyusunan alat penilaian. Karena bahan memegang peranan penting, ia perlu dideskripsikan secara terinci karena hal itu juga dapat dimanfaat kan untuk menguji kesahihan isi alat penilaian itu sendiri.

Pemilihan jenis alat penilaian harus disesuaikan dengan tingkah laku keluaran belajar yang ditunjuk oleh tujuan, baik itu yang berkaitan dengan kemampuan kognitif, tingkah laku efektif, maupun psikomotor. Jenis penilaian mungkin berupa lisan atau ter tulis, observasi, wawancara, perbuatan, dan sebagainya.

Tingkatan penilaian terutama dikaitkan dengan aspek kognitif yang terdiri dari tingkatan pengetahuan (ingatan), pernahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kegiatan penilaian umumnya hanya ditekankan pada (sampai dengan) tingkatan ingatan dan pernahaman saja. Aktivitas kognitif yang lebih tinggi tingkatannya dan lebih penting dalam kaitannya dengan tujuan pendidikan justru sering tidak nampak dalam penilaian.

Kognitif

Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir termasuk di dalamnya kemampuan memahami, menghafal, mengaplikasi, menganalisis, mensistesis dan kemampuan mengevaluasi. Menurut Taksonomi Bloom (Sax 1980), kemampuan kognitif adalah kemampuan berfikir secara hirarki yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

Pada tingkat pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan hafalan saja. Pada tingkat pemahaman peserta didik dituntut juntuk menyatakan masalah dengan kata-katanya sendiri, memberi contoh suatu konsep atau prinsip. Pada tingkat aplikasi, peserta didik dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam situasi yang baru. Pada tingkat analisis, peserta didik diminta untuk untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat serta menemukan hubungan sebab—akibat. Pada tingkat sintesis, peserta didik dituntut untuk menghasilkan suatu cerita, komposisi, hipotesis atau teorinya sendiri dan mensintesiskan pengetahuannya. Pada tingkat evaluasi, peserta didik mengevaluasi informasi seperti bukti, sejarah, editorial, teori-teori yang termasuk di dalamnya judgement terhadap hasil analisis untuk membuat kebijakan.



Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.

Afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Seperti: perhatiannnya terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam, kedisiplinannya dalam mengikuti mata pelajaran agama disekolah, motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai pelajaran agama Islam yang di terimanya, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap guru pendidikan agama Islam dan sebagainya.

Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu: (1) receiving (2) responding (3) valuing (4) organization (5) characterization by evalue or calue complex

Receiving atau attending (= menerima atua memperhatikan), adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Termasuk dalam jenjang ini misalnya adalah: kesadaran dan keinginan untuk menerima stimulus, mengontrol dan menyeleksi gejala-gejala atau rangsangan yang datang dari luar. Receiving atau attenting juga sering di beri pengertian sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. Pada jenjang ini peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai atau nilai-nilai yang di ajarkan kepada mereka, dan mereka mau menggabungkan diri kedalam nilai itu atau meng-identifikasikan diri dengan nilai itu. Contah hasil belajar afektif jenjang receiving , misalnya: peserta didik bahwa disiplin wajib di tegakkan, sifat malas dan tidak di siplin harus disingkirkan jauh-jauh.

Responding (= menanggapi) mengandung arti “adanya partisipasi aktif”. Jadi kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya salah satu cara. Jenjang ini lebih tinggi daripada jenjang receiving. Contoh hasil belajar ranah afektif responding adalah peserta didik tumbuh hasratnya untuk mempelajarinya lebih jauh atau menggeli lebih dalam lagi, ajaran-ajaran Islam tentang kedisiplinan.

Valuing (menilai=menghargai). Menilai atau menghargai artinya mem-berikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Valuing adalah merupakan tingkat afektif yang lebih tinggi lagi daripada receiving dan responding. Dalam kaitan dalam proses belajar mengajar, peserta didik disini tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena,  yaitu baik atau buruk. Bila suatu ajaran yang telah mampu mereka nilai dan mampu untuk mengatakan “itu adalah baik”, maka ini berarti bahwa peserta didik telah menjalani proses penilaian. Nilai itu mulai di camkan (internalized) dalam dirinya. Dengan demikian nilai tersebut telah stabil dalam peserta didik. Contoh hasil belajar efektif jenjang valuing adalah tumbuhnya kemampuan yang kuat pada diri peseta didik untuk berlaku disiplin, baik disekolah, dirumah maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Organization (=mengatur atau mengorganisasikan), artinya memper-temukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang universal, yang membawa pada perbaikan umum. Mengatur atau mengorganisasikan merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai denagan nilai  lain., pemantapan dan perioritas nilai yang telah dimilikinya. Contoh nilai efektif jenjang organization adalah peserta didik mendukung penegakan disiplin nasional yang telah dicanangkan oleh bapak presiden Soeharto pada peringatan hari kemerdekaan nasional tahun 1995.
Characterization by evalue or calue complex (=karakterisasi dengan  suatu nilai atau komplek nilai), yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Disini proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi dalal suatu hirarki nilai. Nilai itu telah tertanam secara konsisten pada sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya. Ini adalah merupakan tingkat efektif tertinggi, karena sikap batin peserta didik telah benar-benar bijaksana. Ia telah memiliki phyloshopphy of life yang mapan. Jadi pada jenjang ini peserta didik telah memiliki sistem nilai yang telah mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang lama, sehingga membentu karakteristik “pola hidup” tingkah lakunya menetap, konsisten dan dapat diramalkan. Contoh hasil belajar afektif pada jenjang ini adalah siswa telah memiliki kebulatan sikap wujudnya peserta didik menjadikan perintah Allah SWT yang tertera di Al-Quran menyangkut disiplinan, baik kedisiplinan sekolah, dirumah maupun ditengah-tengan kehidupan masyarakat.



Psikomotorik
Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya. Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson (1956) yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Hasi belajar kognitif dan hasil belajar afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah afektif dengan materi kedisiplinan menurut agama Islam sebagaimana telah dikemukakan pada pembiraan terdahulu, maka wujud nyata dari hasil psikomotor yang  merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif afektif itu adalah; (1) peserta didik bertanya kepada guru pendidikan agama Islam tentang contoh-contoh kedisiplinan yang telah ditunjukkan oleh Rosulullah SAW, para sahabat, para ulama dan lain-lain; (2) peseta didik mencari dan membaca buku-buku, majalah-majalah atau brosur-brosur, surat kabar dan lain-lain yang membahas tentang kedisiplinan; (3) peserta didik dapat memberikan penejelasan kepada teman-teman sekelasnya di sekolah, atau kepada adik-adiknya di rumah atau kepada anggota masyarakat lainnya, tentang kedisiplinan diterapkan, baik di sekolah, di rumah maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat; (4) peserta didik menganjurkan kepada teman-teman sekolah atau adik-adiknya, agar berlaku disiplin baik di sekolah, di rumah maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat; (5) peserta didik dapat memberikan contoh-contoh kedisiplinan di sekolah, seperti datang ke sekolah sebelum pelajaran di mulai, tertib dalam mengenakan seragam sekolah, tertib dan tenag dalam mengikuti pelajaran, di siplin dalam mengikuti tata tertib yang telah ditentukan oleh sekolah, dan lain-lain; (6) peserta didik dapat memberikan contoh kedisiplinan di rumah, seperti disiplin dalam belajar, disiplin dalam mennjalannkan ibadah shalat, ibadah puasa, di siplin dalam menjaga kebersihan rumah, pekarangan, saluran air, dan lain-lain; (7) peserta didik dapat memberikan contoh kedisiplinan di tengah-tengah kehidupan masyarakat, seperti menaati rambu-rambu lalu lintas, tidak kebut-kebutan, dengan suka rela mau antri waktu membeli karcis, dan lain-lain, dan (8) peserta didik mengamalkan dengan konsekuen kedisiplinan dalam belajar, kedisiplinan dalam beribadah, kedisiplinan dalam menaati peraturan lalu lintas, dan sebagainya.